Aku kembali menggoreskan apa-apa yang dirasa hati&apa-apa yang terjadi pada diri.
Aku mengira-ngira apa yang kini sedang terjadi. Mengapa harus sesepi ini yang ku alami.
Aku seperti membangun hidup ku lagi. Dimana hanya ada aku sendiri, dengan langit yang hanya bisa mengamati.
Dunia bagiku kini terasa begitu mati.
Tak
sadar begitu panjang jalur hidup yang tlah kulalui, dan begitu banyak
kuinjak duri. Pada akhirnya kusadari ada yang sangat tersakiti; ia
adalah hati.
Aku iri pada yang selalu mempunyai bahu yang setia
untuk disandari. Aku cemburu pada yang selalu memiliki peluk yang kapan
saja ada untuk didekapi.
Tuhan sungguh, bukan aku tak mensyukuri sujud yang masih kupunyai. Namun, kadang kala aku butuh dekap utk sekedar berbagi.
Kubilang duniaku telah mati, kala mereka-mereka yang ku kira karib kini sibuk pergi terlebih mengkianati.
Sebagian asyik menikmati sendiri sebagian sengaja meninggalkan aku dibelakang sendiri.
Tuhan kini hanya engkau satu-satunya yang paling setia menemani.
Kini
eratkan lagi dekapmu pada tubuh lemahku tuhan. Aku yakin engkau akan
selalu dengan setiap mengusap tiap tetes yang membasahi pipi.
Ku relakan mereka yang telah jauh pergi.
Selesai kutulis rapih segala jerit kesepian. Merangkainya dengan huruf-huruf yang ku titipkan lirih dalam tiap barisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar