Senin, 06 Oktober 2014

Pelukan Kelukaan

Segala takut ini bukan yang aku ingin sejak awal. Menyesal mengapa kalbu yang dulu berbalut lembut kini melebam nan membiru. Dia berhasil menamparnya kasar. Menyudutkannya pada satu jurang pelukaan.
Hembus angin berbisik, "Berjalanlah, diujung jalan sana yang kau sebut bahagia telah menantimu dengan tangan terbuka..."
Sungguh, percayalah. Aku bahkan akan berlari jika aku bisa. Kenapa memilih berjalan jika dengan berlari aku bisa cepat merebah dalam pelukan?
Tapi kenyataan seringkali membungkam segala khayalan. Bagaimana mampu berlari pabila aku masih tertimpa luka?
Mengertikah kamu sekarang?
Saat ini kepercayaanlah yang mampu mengusir segala himpit pelukaan.
Saat ini uluran tangan hati yang akan akan membawa hati kedalam kesembuhan.
Saat ini luka hanya akan sekedar luka jika kamu berhasil menyembuhkan.
Tuan, butuh waktu utk merapihkan luka. Yang kelak mampu ku tinggal ia dipersimpangan dan melanjutkan cinta.
Mengertilah sedikit tentang aku yang masih berbalut luka. Agar kelak segala kesakitan tak kau tambah dengan penyalahan.
Terucap segala maaf yang lirih dikatakan hati. Jika kamu terlukai, ia menyesal membuat mu menjatuhkan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar