Senin, 06 Oktober 2014

Kamu, Kesembuhanku

Perempuan ini menatap jauh dari balik jendela. Mata seolah berharap mampu menangkap satu sosok yang paling ditunggu jiwa. Dulu, ku sebut laki-lakiku. Kini, kata mantan terselip didepan kata itu.
Sebenarnya aku tahu, tak akan ku dapati yang aku cari. Tapi hati memaksa untuk tidak berhenti. Sedang logika menyuruhnya tak mendengarkan hati. Jika begini, hanya dia yang mampu menengahi logika dan hati yang berkelahi.

 

Bukan tidak mungkin, mendung yang aku rasa berganti cerah tak terhingga kala aku lihat yang aku harapkan dari balik jendela berjalan menemuiku.
Harapan tinggal harapan. Tidak akan jadi kenyataan.

Kamu patut tahu, kehadiranmu mampu menyamai sebuah obat yang menyembuhkan. Jadi, jika kamu disampingku aku sepertinya perlu menolak suster yang datang membawa obat-obatan.
 

Bersamamupun, rebah dalam kamar penyembuhan ini tak akan terasa bosan. Karena aku tahu, kamu takkan membiarkan aku lepas dari genggaman.
Teruntukmu yang masih kurindukan. Aku sakit, merindukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar