Tadinya, aku bersikeras ingin memperjuangkan. Tadinya aku berubah
menjadi sikeras kepala yang selalu ingin bertahan. Hingga akhirnya aku
tersadar oleh sebuah tulisan. Untuk apa bertahan atas apa-apa yang sudah
tak lagi ada ditangan?
Kini aku sudah berdiri lagi, berusaha menahan hati untuk segera berhenti mencintai namun tidak sampai membenci.
Senja menyadarkanku kala itu "ia sudah bukan milikmu lagi. Untuk apa berlelah hingga begini?" iya, untuk apa aku seperti ini.
Aku lalu meminta maaf pada diri sendiri. Membiarkannya berlama berkubang dalam kenangan yang telah jauh berlari.
Kini aku sudah mengosongkan hati, hingga siap untuk ditempati.
Kubuka pintu ini agar yang benar mencintai mampu bersemayam
disedalam-dalamnya sanubari.
Kini aku ingin menikmati hidupku dulu, baru mencari yang baru.
Aku ingin memperbaiki yang salah dari diriku, agar yang baru nyaman berlama dengan diriku.
Aku ingin mempercantik akhlakku, agar yang baru tak kalah sholeh dengan yang lalu.
Aku telah mengikat tali sepatu, kini aku siap melangkah untuk hidup yang baru. Selamat tinggal, sendu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar