Kuhabiskan sabtu malam ini dengan meratapi rindu. Rindu yang -mungkin- tak kau pikirkan.
Taukah kamu, Tuan? Aku menunggumu diteras rumah. Kuhabiskan
berjam-jam disana. Berharap sosokmu hadir. Namun hanya angin yang selalu
setia hilir mudik.
Aku merindukanmu.
Ya. Sangat merindukanmu.
Sejujurnya aku ingin kau disini. Untuk sekedar berbagi cerita tentang pekerjaanmu atau apapun yang indah untuk dibicarakan.
Aku membayangkan hal yang mungkin tak akan mungkin terjadi.
Aku berharap ketika ada suara ketukan pintu, ketika itu pula ku
temukan sosokmu disana. Tak lebih yang ku mau, Tuan. Hanya ingin
melihatmu. Melihat mata teduhmu.
Ah sudahlah, Tuan. Aku biasa menggembalakan rinduku sendiri. Aku selalu mendukung apapun yang kau lakukan.
Aku tak ingin menjadi penghambat kesuksesanmu.
Biar rindu ini aku obati sendiri. Saat dahi ini menyentuh lantai bersujud pada tuhan kukirimkan sebait doa untuk kesuksesanmu.
Jaga hatimu untukku, ya :) aku mencintaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar