Jumat, 20 Juni 2014

Menjadi kamu, aku mau

Udara dingin malam ini ditambah lagi ingatan tentang kita berhasil membuatku menggigil. Aku menggigil hingga tak sadar menjatuhkan airmata.
Bodoh! Kenapa harus menangisimu lagi? Yang jelas-jelas lebih memilih pergi. Padahal aku masih ingin memperjuangkan, masih ingin memperhatikan.

Bisakah sebentar saja kupinjam hatimu? Aku ingin tahu bagaimana rasanya pergi begitu saja dengan mudahnya. Aku ingin tahu rasanya mengabaikan. Aku ingin tahu rasanya tidak mempedulikan dan melupakan.


Tapi sungguh, aku tak akan membiarkanmu merasakan rasanya jadi aku. Ini terlalu menyakitkan untukmu. Kamu tak usah bersakit-sakit. Hanya perlu tertawa-tawa bahagia.

Dan disini, akupun tersenyum melihatmu tersenyum.

Aku akan terus mendoakan kebahagiaanmu, tuan. Akan terus dan akan selalu mendoakanmu. Aku benci mengakui bahwa kita -yang dulu pernah bersama bahagia- masih mendominasi pikiranku. Aku benci ketika masalalu menyeret dan memaksaku mengingatnya.


Maaf jika tulisan ini mengganggumu. Aku sudah berusaha melupakanmu, tenang saja. Jangan hiraukan tulisan ini. Aku menulisnya krn berharap lukaku akan berangsur-angsur mengering jika aku bisa mengungkapkannya.


Saat ini aku sedang membangun hidupku kembali. Dengan hati yang masih belum membaik karna masih mencintai. Selamat Malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar