Udara dingin malam ini ditambah lagi ingatan tentang kita berhasil
membuatku menggigil. Aku menggigil hingga tak sadar menjatuhkan airmata.
Bodoh! Kenapa harus menangisimu lagi? Yang jelas-jelas lebih memilih
pergi. Padahal aku masih ingin memperjuangkan, masih ingin
memperhatikan.
Bisakah sebentar saja kupinjam hatimu? Aku ingin tahu bagaimana
rasanya pergi begitu saja dengan mudahnya. Aku ingin tahu rasanya
mengabaikan. Aku ingin tahu rasanya tidak mempedulikan dan melupakan.
Tapi sungguh, aku tak akan membiarkanmu merasakan rasanya jadi aku.
Ini terlalu menyakitkan untukmu. Kamu tak usah bersakit-sakit. Hanya
perlu tertawa-tawa bahagia.
Dan disini, akupun tersenyum melihatmu tersenyum.
Aku akan terus mendoakan kebahagiaanmu, tuan. Akan terus dan akan
selalu mendoakanmu. Aku benci mengakui bahwa kita -yang dulu pernah
bersama bahagia- masih mendominasi pikiranku. Aku benci ketika masalalu
menyeret dan memaksaku mengingatnya.
Maaf jika tulisan ini mengganggumu. Aku sudah berusaha melupakanmu,
tenang saja. Jangan hiraukan tulisan ini. Aku menulisnya krn berharap
lukaku akan berangsur-angsur mengering jika aku bisa mengungkapkannya.
Saat ini aku sedang membangun hidupku kembali. Dengan hati yang masih belum membaik karna masih mencintai. Selamat Malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar